Kamis, 12 Maret 2009

KOPERASI PEREMPUAN REJO MAKMUR (KPRM) DESA TEGALREJO


Tegalrejo adalah sebuah desa yang terletek di Kecmatan Patihanrowo Kabupaten Nganjuk. Desa itu terletak di tengah-tengah areal persawahan yang mengelilingi desa tersebut. Di sebelah timur desa terdapat kali yang membentang di sepanjang pintu masuk menuju desa. Sehingga kali tersebut sangat bermanfaat dan membantu bagi masyarakat di sekitarnya. Apalagi mayoritas penduduk di Desa Tegalrejo adalah berprofesi sebagai petani. Sehingga sungai tersebut bisa di jadikan andalan untuk mengairi sawah mereka.

Desa yang berpenduduk kurang lebih 66 kepala keluarga ini mengandalkan betul kehidupan mereka dari sektor pertanian. “Ya mau bekerja apalagi to Pak, la sekolah saja sampai SLTP kok mau berharap kerja yang bagus-bagus / berpangkat”. Tutur ibu Mudhawamah (50 tahun) sebagai salah satu penduduk Desa Tegalrejo. walaupun mayoritas penduduknya sebagai petani, namun ada juga sebagian warganya yang tidak ingin menjadi petani. Dan kebanyakan yang tidak ingin bertani adalah pemudanya. Sehingga banyak Pemuda Desa Tegalrejo yang pergi ke kota untuk bekerja di sana. “Ya ada yang berdagang,buruh pabrik,maupun buruh bangunan”. ujar Mudhawamah.

Siti Mudhawamah, Khmilatus sholihah, maupun Mamik mulasih adalah sebagian dari tokoh masyarakat yang sangat peduli dengan Desa Tegalrejo. Mereka bersama-sama berusaha memikirkan bagaimana caranya agar desa mereka bisa berkembang seperti desa-desa yang lain. Akhirnya dalam rangka memajukan dan mengembangkan kehidupan sosial masyarakat di Desa Tegalrejo, mereka berencana untuk membentuk koperasi yang mana anggotanya adalah ibu-ibu dari Desa Tegalrejo. Tujuanya adalah untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah sosial ekonomi yang kadang di alami oleh warga sekitar. Dan wargapun menanggapinya dengan hanggat. Sehingga warga berkumpul untuk membahas pembentukan koperasi di desa mereka dan mereka sepakat membentuk sebuah koperasi yang mereka namai Koperasi Perempuan Rejo Makmur (KPRM). Yang mama anggota pertama yang mengikuti menjadi anggota sekitar 23 orang. Dan dalam beberapa bulan angotanyapun semakin bertambah banyak. Program yang pertama di tanyangkan adalah simpan pinjam. Sehingga dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat yang mengetahui adanya Koperasi Perempuan Rejo Makmur untuk bergabung menjadi anggota koperasi. Dari semangat para angota untuk berkoperasi inilah sehingga timbul sikap kritis di diri para anggota untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi bersama. Karena mereka merasa sama-sama belum tau, sehinga mereka sangat aktif mendiskusikan ataupun menanyakan permasalahan yang mereka hadapi kepada para anggota maupun kepada yang lebih mengerti tentang permasalahan yang mereka hadapi.

Sekitar empat bulan berlangsung, Koperasi Perempuan Rejo Makmur terus menerus menunjukan peningkatanya. Dari segi anggota misalnya semakin bertambah banyak (32 Anggota), dari segi pengurus semakin baiknya sistem pelaporan keuangan mereka.sehingga dengan semakin baiknya kinerja para pengurus tersebut akan mengurangi ketidak percayaan anggota kepada pengurus mengenai keuangan dalam koperasi. sehingga koperasi bisa berjalan dengan baik. Selain itu yang juga pangat penting adalah mereka bisa berusaha sendiri untuk bisa keluar dari belitan bantuan yang di berikan oleh Bank titil (rentenir) yang selama ini menghinggapi mereka. Mereka terpaksa meminjam di bank titil karena sudah tidak ada pilihan lain. karena saudara ataupun tetangga yang sering kita pinjami sudah tidak bisa membantu mereka lagi. Sehingga dengan adanya koperasi ini mereka bisa meminjam uang di koperasi dengan bunga yang lebih kecil tentunya jika di bandingkan dengan mereka harus meminjam di bank titil.

Dalam rencana kunjungan seorang tamu yang akan datang dari Jakarta untuk mengunjungi Koperasi Perempuan Rejo Makmu (KPRM), Safaq (25 tahun) melakukan pengorganisiran kepada anggota koperasi untuk menyambut datangnya tamu tersebut. Dan pada saat yang sudah direncanakan tersebut tim PUNDEN dan Ivan (tamu dari Jakarta) tiba di Koperasi KPRM. Para anggotapun sudah berkumpul di salah satu rumah anggota dalam rangka penyambutan tamu tersebut. Dalam acara tersebut datang juga Kamituo selaku wakil dari pemerintahan desa yang sengaja di undang untuk menghadiri acara tersebut.

Dalam sambutanya pertama Ivan memperkenalkan dirinya kepada ibu-ibu anggota koperasi. Selanjutnya ia menjelaskan bagaimana caranya aggar koperasi bisa tumbuh dan berkembang untuk menjadi koperasi yang besar. Ivan menerangkan untuk menjadikan koperasi menjadi besar yang di butuhkan adalah modal. Ya memang modal uang penting, Tapi tidak dominan menurutnya. Menurut Ivan modal yang penting untuk membentuk dan mengembangkan koperasi adalah faktor manusianya. Yang mana jika manusianya mau berusaha dan bekerja keras tentunya sukses yang mereka cita-citakanpun akan datang. Selain itu juga kekompakan dan keuletan para anggota dan pengurus untuk mengembangkan dan memanjukan koperasi yang mereka kelola bersama-sama di bawah dasar ketentuan peraturan yang sudah di sepakati sebelumya.

Dalam acara pertemuan yang di lakukan sambil santai itu, salah satu dari anggota koperasi mengeluhkan tentang kelangkaan pupuk yang di rasakan para petani pada umumnya. ”jujur petani sangat sulit untuk mencari adanya ketersediaan pupuk, ya walaupun ada harganyapun sangatlah mahal”. Tutur Suparmi sebagai salah satu anggota koperasi yang berprofesi sebagai petani. Tentunya mau tidak mau Kamituo selaku wakil dari pemerintahan desa harus menjelaskan kepada anggota koperasi tentang kelangkaan pupuk di daerahnya. Dalam penjelasanya Kamituo menerangkan memang kelangkaan pupuk ini adalah permasalahan Nasional yang di alami semua warga di Negara ini. Selain jumlahnya yang terbatas, yang di prioritaskan pertama mendapatkan pupuk adalah kelompok-kelompokyang memang di percaya untuk menyalurkan adanya pupuk tersebut. Mendengarkan penjelasan tersebut para anggota mengusulkan kepada Kamituo untuk meminta kepada Kepala Desa agar koperasi mereka di beri jatah pupuk yang nantinya akan di bagikan kepada para anggotanya yang membutuhkan.

Karena asik berbincang-bincang , sampai-sampai tidak terasa waktu sudah semakin sore. Sehingga kami dan Ivan hendak mohon pamit untuk meninggalkan Koperasi Perempuan Rejo Makmur untuk melanjutkan agenda yang sudah di susun sebelumnya. Dan harapan Ivan yang terakhir adalah ia kepingin bertemu lagi dengan KPRM tentunya dengan perkembangan dan kemajuan yang di capai oleh Koperasi Perempuan Rejo Makmur. Tentunya itu menjadi tantangan yang harus diusahakan dan di perjuangkan bagi Koperasi Rejo Makmur (KPRM) yang di berikan oleh Ivan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar