Kamis, 12 Maret 2009

TEKAD PEREMPUAN DUSUN TEGALREJO BERDAYAKAN DIRI

“Kita memang belum punya modal besar,akan tetapi bila pertemuan kita rutin dan berjalan sesuai rencana maka lama-lama akan menjadi besar”

Ada banyak cara yang dilakukan dalam mengatasi persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar kita baik persoalan ekonomi, sosial dan budaya sampai persoalan-persoalan pelik lainnya yang selalu muncul dalam masyarakat kita.Tidak sedikit saat ini masyarakat mengeluh menjalani kehidupan.

Dalam situasi yang serba mahal akibat dampak kenaikan BBM serta dampak-dampak lain yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.(pupuk langka,biaya kesehatan yang mahal,dan pendidikan) sebuah situasi yang mau-tidak mau harus di jalani sehingga mempertahankan hidup menjadi sebuah fase yang harus di jalani dengan cara apapun.Kesulitan apapun apabila kita pecahkan bersama-sama tidak hanya mencari solusi juga sebagai ajang bersosialasi dan interaksi dengan lingkungan. Setidaknya upaya ini yang dilakukan oleh perempuan Dusun Tegalrejo Desa Bukur Kecamatan Patianrowo. Dalam menjawab tantangan sosial dan ekonomi mereka melakukan pemberdayaan dengan membuat Koperasi simpan pinjam dengan modal usaha di ambil dari iuran anggota.Mungkin bagi sebagian kalangan keberadaan komunitas/perkumpulan,perkumpulan ibu-ibu, karangtaruna, perkumpulan pemuda dianggap hanyalah perkumpulan biasa yang hanya buang-buang waktu, karena isinya hanyalah ceramah spiritual plus ngobrol ngalor ngidul yang disertai canda tawa padahal kalau di cermati banyak manfaat yang dirasakan terutama bagi yang mengalami,karena dari forum silaturahmi seperti inilah persoalan sosial dan dinamika masyarakat.

Setidaknya anggapan ini tidak berlaku bagi ibu-ibu Dusun Tegalrejo Desa Bukur Kecamatan Patianrowo yang saat ini berupaya memberdayakan diri melalui kegiatan simpan pinjam dengan membentuk sebuah koperasi. Awalnya hanyalah bincang-bincang biasa,silaturahmi dengan para tetangga dan handai taulan sebuah kebiasaan yang dilakukan para perempuan dusun setempat disela kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.Pada akhirnya dari beberapa orang bersepakat membahas persoalan yang sedang berkembang dan dialami oleh warga dalam sebuah pertemuan,dalam rencana pertemuan itu semua juga berharap agar yang peduli dan ingin lebih maju untuk ikut dalam pertemuan. Tak biasanya,malam itu tanggal 4 juli 2008 jumat malam beberapa orang mulai berkumpul dengan gairah tak seperti hari-hari lain,maklum karena bisanya pertemuan seperti itu hanya kegiatan berupa pencerahan agama atau sosialisasi dari desa untuk segera membayar pajak. Pertemuan itu sendiri diikuti oleh 11 orang.Ibu Mudawamah 42 Th,tokoh penggerak Desa,yang juga sebagai tempat pertemuan mengatakan”kita memang belum mempunyai modal yang besar namun bila pertemuan kita rutin, berjalan sesuai yang di kehendaki dan kita sepakati maka lama-lama makin besar”dalam pertemuan itu juga di harapkan dalam bulan juli untuk mempercepat pertemuan guna lebih mempererat dan belajar bersama.banyak ide dan gagasan yang muncul dalam pertemuan. Banyak yang berharap bahwa nantinya kelompok ini tidak hanya sebagai kegiatan simpan pinjam seperti keinginan Ibu Mamik,32Th punya hasrat untuk mendirikan usaha warung makanan kecil di depan TPQ (taman pendidikan Qur`an).”anak-anak TPQ biasanya jajan dari orang luar daerah yang jualan disini,akan lebih baik kalo kita yang jualan”usulnya.Lain halnya dengan Khafidhoh 27 Th,sangat senang sekali apabila bisa dilakukan simpan-pinjam.”dusun kita ini banyak sekali bang titil atau bank harian yang sebenarnya sangat memberatkan warga.”keluh nya. Mengingat banyaknya persoalan yang di bahas,namun intinya bahwa dari semua yang hadir sepakat untuk berupaya merubah nasib bersama dengan membuat kelompok bersama,bersepakat dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

KOPERASI DAN USAHA BERSAMA SEBAGAI JAWABAN
Salah satu solusi dalam mengatasi berbagai kesulitan ekonomi dan semakin rendahnya daya beli masyarakat karena mahalnya berbagai kebutuhan pokok adalah dengan melakukan usaha sesuai dengan potensi lokal kita masing-masing.semua ini yang akan di lakukan oleh warga Tegalrejo, berangkat dari itu semua yaitu pada tanggal 11 juli 2008 dengan asas kegotong-royongan dan kebersamaan di bentuk sebuah perkumpulan yang di beri nama KOPERASI PEREMPUAN REJO MAKMUR (KPPRM) sebuah kelompok yang merupakan inisiatif murni dari masyarakat. Dalam KPRM ini juga di sepakati bahwa iuran pokok bagi anggota sebesar Rp 10.000;yang di bayar satu kali dan sebagai iuran wajibnya sebesar Rp 2000; perbulan sebagai modal awal. Ibu Mudawamah yang juga di tunjuk sebagai ketua koperasi mengatakan”dengan berdirinya koperasi ini di harapkan nantinya dapat membantu mengatasi persoalan yang ada dan demi kesejahteraan bersama”.Kami sudah merencanakan usaha bersama agar koperasi ini biar cepat berkembang.terangnya. Mengapa harus koperasi?selama ini kalau kita sedang kesulitan dan membutuhkan dana cepat selalu berharap kepada bank titil atau bank harian yang tentunya dengan bunga yang tinggi dan berbagai potongan serta syarat yang njlimet. Seperti yang di ungkapkan Ibu Khamilatussholihah, 32Th Sekertaris KPRM “kami sangat senang bisa ikut perkumpulan ini,karena di samping bisa bersama-sama dengan masyarakat mengatasi berbagai persoalan juga bisa menambah wawasan”jelasnya. Koperasi Perempuan Rejo Makmur saat ini mempunyai anggota 18 orang.dan kedepan keanggotaannya akan diusahakan semakin bertambah seiring kesadaran masyarakat untuk mengembangkan diri lewat koperasi.Guna melakukan usaha bersama KPRM juga berencana akan membuat counter isi ulang pulsa hal ini sangat di mungkin sekali karena di tempat ini belum ada. Tidak hanya masih banyak lagi rencana-rencena kedepan yang akan dilakukan,hal ini dikarenakan karena masih terbentur oleh minimnya modal dan koperasi yang masih baru terbentuk.Namun demikian, apapun yang di lakukan oleh kelompok perempuan Dusun Tegalrejo Desa Bukur ini patut mendapat dukungan dari berbagai pihak,karena sebuah inisiatif yang jarang kita temui dan bisa menjadi inisiatif guna mengembangkan diri di tengah krisis ekonomi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat lain untuk melakukan hal yang sama.

1 komentar:

  1. PEREMPUAN memang NGGAK PERNAH MATI GAYA...selalu ada ide dan upaya untuk sustain disaat ekonomi sdg terpuruk, mereka mampu memberi cahaya pada kehidupan...seperti yang dilakukan kawan-kawan perempuan Nganjuk dengan KPPRM nya, adalah salah satu aktivitas untuk pemberdayaan perempuan, SELAMAT untuk KPPRM semoga melalui koperasi ini mampu menunjukkan pada semua bahwa PEREMPUAN LUAR BIASA..dan smg modalnya tambah banyak!!!!!

    BalasHapus